Jumat, 16 September 2016

MEMBUAT WAYANG KARTON

Dikutip dari: http://philipanggokrisbiantoro.blogspot.co.id/2013/09/membuat-wayang-karton.html

Yap, saya adalah penggemar wayang kulit, hampir setiap malam saya mencari chanel radio yang menyiarkan wayang kulit, terutama yang didalangi oleh Ki Hadi Sugito, haha. Karena walaupun sudah pernah mendengar, entah mengapa saya selalu saja tidak bosan :D

Saya telah mengenal wayang sejak SD, karena (alm) ayah saya sangat menyukai wayang dan mendengarkan wayang stiap malam Selasa dan Jum'at, otomatis saya juga mendengar dan mulai mengerti ceritanya :D

Dulu pada saat SD saya pernah menyobek buku bahasa Jawa yang ada gambar Gatotkacanya, kemudian saya tiru gambarnya, dan mendapat nilai bagus saat SD kelas 6 :D Kemudian saya disuruh menggambarkan wayang oleh teman deman imbalan uang. Hingga akhirnya saya kok mulai bosan kalau hanya menggambar saja, inilah mula saya mulai membuat wayang kulit saya :D

Saat SD kelas 6, saya membuat wayang dari kertas kalender, tokoh Werkudara :D Karena Werkudara saya anggap mudah saat itu, tapi tentunya hanya wayang tanpa pahatan dan tidak seperti sungguhan lho ya :D

Kemudian saya saat SMP mulai membeli kertas karton yang tipis, dan saya buat wayang saya, Janaka, hasilnya lumayan, tetapi tanpa warna :D Karena tidak mungkin dulu saya membeli cat, saya juga pernah membuat kayon lho, kalau kayon saya pahat menggunakan pahat dari paku besar yang saya panaskan dan saya gembleng dengan palu, hingga akhirnya menjadi pahat multifungsi :D Karena pahat tersebut tidak hanya saya gunakan untuk menatah wayang tetapi juga untuk melubangi bambu yang digunakan untuk dijadikan kincir :D Tetapi bukan kincir air lho ya, bahasa jawanya Kitiran :)

Yap, saya kemudian saya dibelikan wayang oleh Karolina, saya senang sekali :D Kemudia tidak lama kemarin saya membeli Janaka dan Buto Cakil :D dari kulit, tetapi tidak mahal, wong itu cuma wayang pajangan dan bukan pentas, sunggingan dan cat-nya pun tidak sesuai pakem :D

Tidak puas, kemudian saya mulai menyungging wayang saya :D

Pertama saya membeli pahat, tetapi saya sempat bingung juga wong pahat sungging harganya bisa mencapai 400-500 ribu-an -_-. Tetapi akhirnya entah ide darimana, saya pergi ke pasar Klitikan atau pasar Pakuncen Yogyakarta :D hehe, tahulah kenapa saya kesini :3

Disana saya muter-muter, kok tidak ada ya, hingga akhirnya saya menemukan pahat kayu yang satu set berisi 6 buah pahat, walau bukan pahat sungging dan kurang lengkap, ya tidak apalah daripada tidak sama sekali :D Pahatnya berharga 15 ribu, murah kan :D

Kemudian saat mau pulang tanpa sengaja saya melihat kios yang memajang wayang Werkudara gapit putih, saya perhatika itu memang dari kulit, tetapi bukan wayang pentas, jadi hanya asal yang bikin :D mungkin tapi :D


Saya dekati dan ternyata benar, wong gapitnya saja memakai bambu :D dan sudah pada menekuk kulitnya :D Kemudian saya bertanya mau dijual berapa. Bapaknya menjawab mau dijual 150 ribu. Heh? Dalam hati saya merutuk, wah Bapak ini mungkin mengira saya tidak tahu wayang, jadi menjual wayang kualitas tersebut dengan harga tinggi. Dalam hati saya berkata bahwa wayang tersebut tidak mungkin dijual lebih dari 100 ribu saat baru, apalagi kalau kondisinya sudah seperti itu -_-. Akhirnya ya sudah, saya tersenyum pada Bapaknya dan minta pamit tanpa berkomentar :)

Wah jadi kepanjangan ya :D Oke ini dia langkah-langkah membuat wayang kulit ala saya :D
Wayang yang saya buat adalah tokoh bernama Werkudara :) Dan ini menjadi wayang yang dicat pertama saya :D

Pertama siapkan kertas karton, apahat, dan cat poster, kemudian teman-teman dapat melihat proses selanjutnya dari foto-foto berikut ini :)

























"Cogito Ergo Sum"

4 komentar:

  1. Pengalaman adalah guru terbaik.
    Saya ingin mengajari anak2 menatah wayang.
    Silahkan menulis pengalaman anda dalam membuat wayang karton ini.
    Sangat berguna untuk memberi pelajaran pada generasi muda.
    Juga untuk 'nguri-uri budaya Jawa'

    BalasHapus
  2. Saya tertarik membuat ini untuk mencari nafkah adakah yg mau mengajariku...?

    BalasHapus
  3. Wah...se hobby dengan saya nih

    BalasHapus